Patahan Jakarta

BMG: Patahan di Jakarta Tidak Aktif

KapanLagi.com
- Ahli gempa dari Badan Meteorologi dan Geofisikan (BMG) Budi Waluyo menilai bahwa patahan atau sesar yang ada di Jakarta merupakan suatu patahan yang tidak aktif.

Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Kepala Sub Bidang Informasi Dini Gempa Bumi BMG itu saat menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela acara lokakarya meteorologi, klimatologi dan geofisika untuk media jasa dan pengguna jasa di Bogor, Rabu (14/06).

"Patahan itu tidak aktif karena kalau aktif maka akan sering terjadi gempa di Jakarta," katanya.

Namun, lanjut dia, suatu patahan yang tidak aktif bukan berarti tidak memiliki kemungkinan untuk menjadi aktif suatu saat nanti.

"Tugas BMG adalah memonitor gempa bumi, antara lain gempa tektonik yang disebabkan oleh pergerakan patahan dan sejauh ini hasil pantauan menyatakan patahan di Jakarta tidak aktif karena tidak menyebabkan pergerakan bumi atau gempa," katanya.

Menurut dia upaya untuk meneliti atau menyelidiki potensi patahan di Pulau Jawa secara lebih lanjut pasca gempa Yogyakarta, 27 Mei 2006, tengah ditangani oleh lembaga penelitian terkait.

Gempa yang mengguncang Yogyakarta terutama disebabkan oleh pergeseran salah satu sesar atau patahan purba yaitu sesar opak yang sudah lama tidak aktif.

Dikatakan, tujuan utama pemantauan gempa adalah untuk mengetahui kapan, dimana dan berapa besar gempa bumi telah terjadi untuk kemudian mengetahui adanya sesar aktif dan struktur lapisan bumi.

"Jadi bukan untuk prediksi gempa bumi, tehnologi di dunia ini belum ada yang sampai memprediksi gempa bumi," katanya.

Sementara itu pekan lalu geolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof.Riser Suparka menyatakan adanya patahan yang membentang dari Ciputat hingga Jalan Gadjah Mada, Jakarta.

Patahan tersebut memiliki kemungkinan merupakan patahan aktif karena mengeluarkan air panas.

Sedangkan Kapuslit Geologi LIPI Hery H mengatakan, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan pernah terjadi gempa di Jakarta.

Selama ini, kata dia, gempa yang mengguncang Jakarta hanyalah dampak dari gempa yang terjadi di daerah lain.

Oleh karena tidak adanya sejarah gempa di Jakarta maka menurut Hery perlu penelitian lebih jauh untuk mengetahui apakah patahan tersebut aktif atau tidak.

Namun, lanjut dia, masyarakat sebaiknya tidak panik atas isu-isu yang beredar karena dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

"Indonesia memang rawan gempa kecuali Kalimantan jadi sebaiknya waspada dan memahami cara untuk meminimalkan korban akibat gempa, jangan mudah termakan isu," katanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "Patahan Jakarta"

  1. Tia Says:
    20 Oktober 2018 pukul 06.30

    patahan purba di Yogyakarta lama tidak aktif mendadak aktif dan mengguncang keras. apa tidak mungkin jakarta akan alami hal yg sama?

Posting Komentar