math

Bangun Ruang

Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun volume.
Bagian-bagian bangun ruang :
  1. Sisi: bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya.
  2. Rusuk: pertemuan dua sis yang berupa ruas garis pada bangun ruang.
  3. Titik sudut: titik hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih.
Jenis-jenis bangun ruang yang umum dikenal adalah:
  1. Balok
  2. Kubus
  3. Prisma
  4. Limas
  5. Kerucut
  6. Tabung dan
  7. Bola
  8. Rumus Kubus
Rumus Balok
- Volume : Panjang dikali lebar dikali tinggi (p x l x t)
- Volume : Sisi pertama dikali sisi kedua dikali sisi ketiga (S pangkat 3) 
Rumus Bola
- Volume : phi dikali jari-jari dikali tinggi pangkat tiga kali 4/3 (4/3 x phi x r x t x t x t)
- Luas : phi dikali jari-jari kuadrat dikali empat (4 x phi x r x r)
Rumus Limas Segi Empat
- Volume : Panjang dikali lebar dikali tinggi dibagi tiga (p x l x t x 1/3)
- Luas : ((p + l) t) + (p x l)
Rumus Tabung
- Volume : phi dikali jari-jari dikali jari-jari dikali tinggi (phi x r2 x t)
- Luas : (phi x r x 2) x (t x r)
Rumus Kerucut
- Volume : phi dikali jari-jari dikali jari-jari dikali tinggi dibagi tiga (phi x r2 x t x 1/3)
- Luas : (phi x r) x (S x r)
- S : Sisi miring kerucut dari alas ke puncak (bukan tingi)
Rumus Prisma Segitiga Siku-siku
- Volume : alas segitiga kali tinggi segitiga kali tinggi prisma bagi dua (as x ts x tp x
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Rumus Bangun Datar

Rumus Bangun Datar - Matematika
Rumus Bujur Sangkar
Bujur sangkar adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi sama panjang
- Keliling : Panjang salah satu sisi dikali 4 (4S) (AB + BC + CD + DA)
- Luas : Sisi dikali sisi (S x S)

Rumus Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar mirip bujur sangkar namun dua sisi yang berhadapan lebih pendek atau lebih panjang dari

dua sisi yang lain. Dua sisi yang panjang disebut panjang, sedangkan yang pendek disebut lebar.
- Keliling : Panjang tambah lebar kali 2 ((p+l)x2) (AB + BC + CD + DA)
- Luas : Panjang dikali lebar (pl)

Rumus Segitiga
- Keliling : Sisi pertama + sisi kedua + sisi ketiga (AB + BC + CA)
- Luas : Panjang alas dikali pangjang tinggi dibagi dua (a x t / 2)

Rumus Lingkaran
- Keliling : diameter dikali phi (d x phi) atau phi dikali 2 jari-jari (phi x (r + r)
- Luas : phi dikali jari-jari dikali jari-jari (phi x r x r)
- phi = 22/7 = 3,14

Rumus Jajar Genjang atau Jajaran Genjang
- Keliling : Penjumlahan dari keempat sisi yang ada (AB + BC + CD + DA)
- Luas : alas dikali tinggi (a x t)

Rumus Belah Ketupat
- Keliling : Penjumlahan dari keempat sisi yang ada (AB + BC + CD + DA)
- Luas : alas dikali panjang diagonal dibagi 2 (a x diagonal / 2)
- Diagonal : Garis tengah dua sisi berlawanan

Rumus Trapesium

- Keliling : Penjumlahan dari keempat sisi yang ada (AB + BC + CD + DA)
- Luas : Jumlah sisi sejajar dikali tinggi dibagi 2 ((AB + CD) / 2)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

korean drama

Brilliant Legacy


Dikutip dari Tabloid Bintang Indonesia Edisi 976 | Tahun XIX | Minggu Keempat Januari 2010 seperti dilaporkan Rizki Adi Abeba [Edisi Online: Jumat, 22 Januari 2010] — TIGA drama Korea paling fenomenal tahun 2009 tayang di Indosiar berturut-turut. Setelah Boys Before Flowers (BBF) dan Queen Seon Deok yang bikin heboh, kini tayang Brilliant Legacy, menggantikan tayangan rerun BBF setiap Senin-Jumat jam 15.30 WIB.

Brilliant Legacy atau juga dikenal dengan judul Shining Inheritance pasti jadi serial Korea yang paling diidam-idamkan penonton setelah mendengar kehebohannya tahun lalu. Saat BBF masih hot dibicarakan, kemunculan Brilliant Legacy yang tayang tak lama setelah BBF mencengangkan publik dengan ratingnya yang spektakuler, sampai 41,3 persen! Sementara BBF yang dahsyat itu saja hanya mencetak angka maksimal 36 persen.

Apa yang membuat drama yang digarap sutradara Jin Hyuk ini begitu fenomenal, rupanya bukan properti mewah dan bujet besar, bukan pula aktor-aktor papan atas berhonor puluhan juta won. Duo Lee Sung Gi dan Han Hyo Joo pun bukan duo aktor dan aktris yang ditunggu-tunggu, namun terbukti berhasil menciptakan chemistry klop.

Serial ini digarap sebagai drama Korea pada umumnya. Tipikal kisah Cinderella dengan kisah cinta yang mudah ditebak. Ada pertentangan antara si miskin dan si kaya, cinta segi empat, dan perebutan harta.

Tapi harus diakui, di luar duet Lee Seung Gi dan Han Hyo Joo yang cukup menggemaskan — banyak yang bilang di episode awal Lee Seung Gi mirip Rain dan Han Hyo Joo mirip Song Hye Kyo di Full House, serial produksi SBS TV ini memiliki kekuatan dahsyat dalam menyampaikan pesan moral.

Melalui tokoh Nenek Jang, penulis skenario Soo Hyun Kyung membuat teori masuk akal: orang yang hanya menggunakan akal licik dalam mendapatkan harta tak akan mendapat kekayaan sejati. Sesungguhnya harta dan cinta sejati akan diperoleh mereka yang mau bekerja keras dan tulus dalam bertindak.

Di serial ini, tokoh Woo Hwan yang merupakan cucu pengusaha kaya-raya diwajibkan bekerja dari bawah menjadi pelayan, dengan uang saku 10 ribu won setiap hari, tanpa kartu kredit dan kendaraan mewah. Jika tak mau bekerja, jangan harap boleh hidup di rumah mewah dan fasilitas enak.

“Brilliant Legacy membuktikan, drama dengan pesan moral di dalamnya akan memenangkan hati dan pikiran publik,” ulas Jeong Deok Hyeon, seorang pengamat budaya pop Korea.

“Brilliant Legacy memiliki konflik dramatis di antara karakter-karakternya, yang memang harus ada dalam sebuah drama. Dan ada pula plot menarik dan menyentuh dengan topik universal seperti cinta dan keluarga. Di sini ada kisah romantis yang manis di antara pemuda-pemudi cakep, yang menjadi bonus untuk penonton. Mengingat faktor ini, saya pikir drama ini memiliki daya tarik untuk penonton pria dan wanita dari segala usia,” tambahnya.
Aktor utama:


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Tes Prestasi Belajar

 Test Prestasi Belajar

Menurut Linn & Gronlund (1990: 5) tes adalah “an Instrument or systematic procedure for measuring a sample behaviour”. Disatu sisi Djemari Mardapi (2004: 71) menambahkan bahwa tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Secara lebih lengkap, Lee J. Cronbach (1970) menambahkan bahwa tes adalah “a systematic procedure for observing a person's behaviour and describing it with the aid of a numerical scale or a category system”.
Dari beberapa pengertian yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas, ada beberapa aspek yang bisa disimpulkan berkaitan dengan pengertian tes yaitu :1. Pengertian Tes

1. Prosedur yang digunakan dalam penyusunan tes adalah sistematis. Prosedur yang sistematis itu sendiri bermakna ada aturan-aturan tertentu yang harus dipenuhi dalam penyusunan tes mencakup pengertian obyektif, standar dan syarat-syarat kualitas lainnya.
2. Isi tes merupakan sample dari hal yang hendak diukur. Hal ini bermakna, tidak semua yang ingin diukur dapat tercakup dalam tes. Karenanya kelayakan sebuah tes ditentukan oleh sejauhmana butir-butir soal yang terdapat dalam tes tersebut mewakili kawasan (domain) yang hendak diukur.
3. Hal yang ingin diukur oleh tes adalah prilaku. Hal ini bermakna bahwa butir-butir yang terdapat dalam tes bermaksud menunjukkan apa yang diketahui peserta tes. Jawaban peserta tes merupakan sumber utama untuk menemukan apa yang sebenarnya diinginkan oleh tes.
Sebagai salah satu alat ukur dalam bidang ilmu sosial khususnya pendidikan, tes merupakan alat untuk menaksir tingkat kemampuan seseorang secara tidak langsung melalui respon yang diberikannya atas soal-soal yang terdapat dalam tes. Hasil tes kemudian biasa digunakan untuk memantau perkembangan mutu pendidikan.

2. Klasifikasi Tes

Ada dua cara yang sering digunakan untuk mengukur aspek psikologi seseorang termasuk belajar yaitu dengan tes dan nontes. Sebagai salah satu alat untuk mengkuantifikasi sampel prilaku, maka para ahli memberikan berbagai macam klasifikasi tes yang berbeda tergantung perspektif sang ahli tersebut. Beberapa klasifikasi tersebut disebutkan di bawah ini.

Cangelosi (1995: 23) membedakan tes menjadi 2 buah yaitu tes baku dan tes buatan guru. Sumadi Suryabrata (2005: 14) membuat penggolongan tes berdasarkan atribut psikologis menjadi : (1) tes kepribadian, (2) tes intelegensi, (3) tes potensi intelektual dan (4) tes hasil belajar. Cronbach (1970) sebagaimana dikutip Saifuddin Azwar (2004: 5) membedakan tes menjadi dua kelompok besar yaitu tes yang mengukur performansi maksimal (maximal performance) dan tes yang mengukur performansi tipikal (typical performance).

Klasifikasi tes yang lebih lengkap disampaikan oleh Anas Sudijono (2005: 68 - 75) yang mengklasifikasikan tes berdasarkan perspektif tertentu. Jika tes digolongkan berdasarkan fungsi sebagai alat ukur perkembangan, maka ada 6 jenis tes yaitu : tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif. Berdasarkan aspek psikis yang ingin dinilai, tes dibedakan menjadi tes intelegensi, tes kemampuan, tes sikap, tes kepribadian dan tes hasil belajar. Berdasarkan banyaknya orang yang mengikuti maka tes dibedakan menjadi tes individu dan tes kelompok. Jika digolongkan berdasarkan waktu yang disediakan, maka akan ada dua jenis tes yaitu power test dan speed test. Ditinjau dari segi respon tes dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu tes verbal dan tes non verbal. Dan jika ditinjau dari cara mengajukan pertanyaan, akan ada dua tes yaitu tes tertulis dan tes lisan.

Dari sekian banyak pengklasifikasian tes yang telah dilakukan, maka jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka jenis tes yang akan dikaji dan digunakan adalah jenis tes prestasi hasil belajar (achievement test).

3. Teknik Penulisan Tes

Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauhmana proses belajar tersebut telah memberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes. Tes yang berkaitan dengan tujuan ini sering disebut tes prestasi hasil belajar (TPHB).

Saifuddin Azwar (2003: 9) menyatakan bahwa tes prestasi hasil belajar adalah tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap informasi subyek atas bahan-bahan yang telah diajarkan. Menurut Anas Sudijono (2005: 73) tes prestasi hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian belajar.

Dari beberapa pengertian di atas, ada satu benang merah yang sepertinya disepakati yaitu bahwa tes prestasi hasil belajar merupakan salah satu cara untuk menelusuri kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar selama waktu tertentu. Meskipun tes bukanlah satu-satunya cara untuk mengungkap hasil belajar siswa, tetapi ia merupakan alat yang paling sering digunakan karena kepraktisan penggunaannya serta biaya yang murah.

Tidak seperti alat pengukur ilmu alam yang tunggal, alat pengukur dalam ilmu-ilmu sosial dapat terdiri lebih dari satu macam. Tes sendiri jika ditinjau dari bentuk soalnya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tes hasil belajar dalam bentuk uraian (non obyektif dan tes hasil belajar bentuk obyektif. Disebut tes obyektif karena siapapun yang memeriksa hasil tes akan menghasilkan skor yang sama sedangkan tes uraian hasilnya dipengaruhi oleh pemberi skor.

Tes bentuk uraian dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu tes uraian bentuk terbuka dan tes uraian terbatas. Pada tes uraian terbuka setiap peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk menjawab sesuai dengan yang dipikirkannya. Sedangkan tes uraian terbatas jawaban yang dikehendaki adalah jawaban yang sifatnya sudah dibatasi.

Tes bentuk obyektif memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk uraian. karena itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi hasil belajar dibandingkan tes bentuk uraian. ada beberapa penggolongan tes obyektif yaitu :

a. Tes benar salah

Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah. Contoh salah satu tes bentuk uraian adalah :

B S : Ibukota Peru berjumlah lima buah.
B S : Manado adalah Ibukota propinsi Sulawesi Utara

b. Tes Menjodohkan

Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan seri jawaban. Contoh bentuk tes menjodohkan adalah :



c. Tes Isian

Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraf-paragraf yang merupakan rangkaian cerita atau karangan atau berupa satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas peserta tes adalah mengisi bagian-bagian yang kosong dengan jawaban yang sesuai. Salah satu contoh tes isian adalah sebagai berikut :

1. Yang merupakan nama asli dari Sultan Hamengkubuwono X adalah …..

2. Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran ……………….. beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran ……………, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran ……………. yang mencoba memadukan kedua pendapat berbeda itu.

d. Tes Pilihan ganda

Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang tersedia dan paling sesuai dengan pernyataan yang ada dalam soal.

Pedoman utama dalam pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda adalah:

1) Pokok soal harus jelas
2) Pilihan jawaban homogen dalam arti isi
3) Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama
4) Tidak ada petunjuk jawaban benar
5) Hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah
6) Pilihan jawaban angka diurutkan
7) Semua pilihan jawaban logis
8) Jangan menggunakan negatif ganda
9) Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes
10) Bahasa Indonesia yang digunakan baku
11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

Contoh bentuk soal pilihan ganda adalah :

1. Pemilihan Presiden di Indonesia dilaksanakan setiap berapa tahun?
    a. 3 tahun
    b. 4 tahun
    c. 5 tahun
    d. 6 tahun

Dari beberapa bentuk tes yang tersedia, tidak semuanya dapat digunakan secara bersamaan dalam satu kesempatan. Ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk memilih bentuk tes yang paling sesuai. Menurut Djemari Mardapi (2004: 73) pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk pemeriksaan lembar jawaban, cakupan materi tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS